Eps : 3
Hari berlalu dengan cepat. Akhirnya Khirx sampai di Alpes, Pegunungan yang di selimuti salju terhampar di matanya sejauh mata memandang.
Sumber : Pinterest
Angin dingin yang berhembus menusuk kulit hingga terasa ke tulang. Yah, itulah yang di rasakan Neca. Hawa dingin maupun panas tidak berpengaruh besar pada Khirx. Tapi tetap saja, ia merasa kedinginan.
"Khirx..."
"Ada apa?"
"Aku kedinginan..." Suaranya mencicit. Khirx menoleh pada Neca dan melihat bulu-bulu di seluruh tubuhnya berdiri. Kumis kucingnya pun menjadi keriting.
"Padahal kau sudah memakai selimut bulu alami, di tambah dengan mantel itu."
Neca memeluk tubuhnya sendiri. "Yang namanya kedinginan ya tetap kedinginan!" Bentaknya agak kesal.
"Seharusnya kau tidak sampai kedinginan seperti itu. Apa karena kau kucing?" Khirx tampak berfikir.
"Sudahlah. Di pikirkan juga tidak ada gunanya. Kau lapar?" Khirx merogoh tasnya dan melempar sepotong roti pada Neca.
"Kau ini sangat menyebalkan." Neca duduk di hamparan salju putih dan melahap roti itu dengan kesal. Ekornya bergerak ke kanan dan kiri.
"Kita hanya perlu mencari tempat tinggalnya nanti." Seru Khirx, ia duduk di sebelah neca dan memakan sepotong roti.
Roti milik Neca kini telah habis, remah-remahnya tertinggal di mantel yang ia kenakan. Neca melirik Khirx dengan ujung matanya agak menyipit.
"Khirx..."
"Apa?"
"Kau tidak takut?"
Khirx menelan roti yang telah ia gigit mentah-mentah saat Neca melontarkan kalimat itu.
"Tidak..."
Khirx menatap telapak tangannya. "Karena aku tahu, rasa takut yang sebenarnya..." Khirx mengingat masa lalunya. "Ketakutan saat kau kesepian. Kesepian itu menakutkan..." Khirx memasukkan potongan terakhir roti itu ke dalam mulutnya.
"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?"
"Aku hanya merasa harus menanyakannya."
Neca menghembuskan nafas pelan. Membuat udara mengepul karena suhu yang sangat dingin.
"Kalau aku jadi kau, mungkin aku tidak bisa bertahan."
Hening. tak lama kemudian Khirx mendengar langkah kaki. 2 orang, 3, tidak. 5 orang. Lebih tepatnya, 5 ekor rubah merah.
"Siapa disana?" Seru seekor rubah. Ia terperanjat ketika matanya bertemu dengan Khirx.
"Kau..."
"Aku ingin menemui seseorang. Bisa kalian antarkan aku padanya?"
Rubah lain ikut terkejut ketika melihat Khirx, mereka menelan ludah kasar. "Siapa yang ingin kau temui?"
"Gadis Rubah, beberapa hari yang lalu ia membeli senjata di kawasan tenda pedagang di hutan hijau."
"Itu..."
"Bukankah itu putri Aabriella?" Tanya Rubah lain.
"Kurasa iya..."
"Kau sempat melihatnya kan?"
Khirx menaik turunkan alisnya. "Putri?"
"Di Alpes ada kerajaan, dan gadis rubah yang anda bicarakan adalah sang putri."
"Bagus. Bawa aku padanya. Kalian prajuritnya?"
"Ta-tapi..."
Para Rubah itu saling bertukar pandangan.
"Tidak akan ada yang mati." Ujar Khirx meyakinkan.
Entah sejak kapan. Muncul rumor yang mengatakan bahwa jika kau bertemu dengan sang manusia, kau akan mati. Yah, itu mungkin karena ulah manusia saat dulu. Yang membunuh rubah untuk di ambil bulunya.
"Baiklah, kami akan membawa anda pada putri Aabriella..."
Dan pada saat itu juga, mereka meninggalkan tempat itu menuju istana.
To Be Continued...
My Wattpad : @mirufikaia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar