Minggu, 11 April 2021

HARUDA COMMISION INFO

(Commision open)


How to order :

- You can contact me on my deviant art. Just message me if you want to order. Or you can contact me on anothe social media and email.


Account :

Instagram : mirufi144

Fiverr : haruda144

Email : harumizero@gmail.com


Things that you must be considered when you want to order : 

provide as much detail as possible the desired character, give examples of poses and so on in detail so that there are no mistakes and please pay attention to vocabulary because of my bad english. So sorry if i dont understand a lot.


Price List :

Headshot 5$ (One character)

Halfbody 10$ (One character)

Fullbody 15$ (One character)

One Character Chibi 5$

Chibi Couple 10$

(Without background or with sample background)


Payment via Paypal when the sketch is finished. Revision 2x (sketch)

You can see more sample on my devian gallery or my social media account.













Senin, 04 Mei 2020

White Crystal

Eps : 3


Hari berlalu dengan cepat. Akhirnya Khirx sampai di Alpes, Pegunungan yang di selimuti salju terhampar di matanya sejauh mata memandang. 

Sumber : Pinterest

Angin dingin yang berhembus menusuk kulit hingga terasa ke tulang. Yah, itulah yang di rasakan Neca. Hawa dingin maupun panas tidak berpengaruh besar pada Khirx. Tapi tetap saja, ia merasa kedinginan.

"Khirx..."

"Ada apa?"

"Aku kedinginan..." Suaranya mencicit. Khirx menoleh pada Neca dan melihat bulu-bulu di seluruh tubuhnya berdiri. Kumis kucingnya pun menjadi keriting.

"Padahal kau sudah memakai selimut bulu alami, di tambah dengan mantel itu."

Neca memeluk tubuhnya sendiri. "Yang namanya kedinginan ya tetap kedinginan!" Bentaknya agak kesal.

"Seharusnya kau tidak sampai kedinginan seperti itu. Apa karena kau kucing?" Khirx tampak berfikir.

"Sudahlah. Di pikirkan juga tidak ada gunanya. Kau lapar?" Khirx merogoh tasnya dan melempar sepotong roti pada Neca.

"Kau ini sangat menyebalkan." Neca duduk di hamparan salju putih dan melahap roti itu dengan kesal. Ekornya bergerak ke kanan dan kiri.

"Kita hanya perlu mencari tempat tinggalnya nanti." Seru Khirx, ia duduk di sebelah neca dan memakan sepotong roti.

Roti milik Neca kini telah habis, remah-remahnya tertinggal di mantel yang ia kenakan. Neca melirik Khirx dengan ujung matanya agak menyipit.

"Khirx..."

"Apa?"

"Kau tidak takut?"

Khirx menelan roti yang telah ia gigit mentah-mentah saat Neca melontarkan kalimat itu.

"Tidak..."

Khirx menatap telapak tangannya. "Karena aku tahu, rasa takut yang sebenarnya..." Khirx mengingat masa lalunya. "Ketakutan saat kau kesepian. Kesepian itu menakutkan..." Khirx memasukkan potongan terakhir roti itu ke dalam mulutnya.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?"

"Aku hanya merasa harus menanyakannya."

Neca menghembuskan nafas pelan. Membuat udara mengepul karena suhu yang sangat dingin.

"Kalau aku jadi kau, mungkin aku tidak bisa bertahan."

Hening. tak lama kemudian Khirx mendengar langkah kaki. 2 orang, 3, tidak. 5 orang. Lebih tepatnya, 5 ekor rubah merah.

"Siapa disana?" Seru seekor rubah. Ia terperanjat ketika matanya bertemu dengan Khirx.

"Kau..."

"Aku ingin menemui seseorang. Bisa kalian antarkan aku padanya?"

Rubah lain ikut terkejut ketika melihat Khirx, mereka menelan ludah kasar. "Siapa yang ingin kau temui?"

"Gadis Rubah, beberapa hari yang lalu ia membeli senjata di kawasan tenda pedagang di hutan hijau."

"Itu..."

"Bukankah itu putri Aabriella?" Tanya Rubah lain.

"Kurasa iya..."

"Kau sempat melihatnya kan?"

Khirx menaik turunkan alisnya. "Putri?"

"Di Alpes ada kerajaan, dan gadis rubah yang anda bicarakan adalah sang putri."

"Bagus. Bawa aku padanya. Kalian prajuritnya?"

"Ta-tapi..."

Para Rubah itu saling bertukar pandangan.

 "Tidak akan ada yang mati." Ujar Khirx meyakinkan.

Entah sejak kapan. Muncul rumor yang mengatakan bahwa jika kau bertemu dengan sang manusia, kau akan mati. Yah, itu mungkin karena ulah manusia saat dulu. Yang membunuh rubah untuk di ambil bulunya.

"Baiklah, kami akan membawa anda pada putri Aabriella..."

Dan pada saat itu juga, mereka meninggalkan tempat itu menuju istana.


To Be Continued...

My Wattpad : @mirufikaia

Senin, 27 April 2020

White Crystal

Eps : 2

Khirx menyingkirkan ranting-ranting pohon yang menghalangi jalannya. Lalu ia melihat tenda-tenda besar yang berjejer rapi di hamparan rumput luas. Khirx berjalan ke arah tenda-tenda itu diikuti dengan Neca.

Lalu keduanya merasa di sambut oleh tatapan dari semua yang ada disana. Bukan manusia, melainkan manusia-hewan, dama seperti Neca. Beberapa dari mereka ada yang menghindar, bersembunyi, pura-pura tidak melihat keberadan Khirx. Itu semua karena mereka takut padanya.
Neca melihat beberapa dari mereka yang gemetar ketakutan ketika melihat Khirx, beberapa ada yang berbincang-bincang sambil sesekali melirik ke arah keduanya. Neca sedikit tidak nyaman dengan keadaanya.

"Khirx..." Panggilnya berbisik.

"Apa?"

"Sepertinya... Mereka membicarakanmu."

"Ah, aku sudah tahu itu. Kenapa? Kau tidak nyaman? Tidak suka jadi pusat perhatian? Kalau begitu kau boleh pergi."

"Khirx~" Neca kembali mengeluh dengan sikap Khirx.

"Tutup mulutmu kalau tidak mau pergi sendiri."

Dari awal Khirx sudah tahu. Ia tahu kalau mereka semua sedang membicarakannya atau takut padanya. Yah, terima kasih dengan semua inderanya yang tajam, ia kini mendengar semua perbincangan itu.

"Dia yang namanya manusia?"

"Yah, namanya Khirx kalau tidak salah?"

"Hei, aku takut."

"Melihatnya saja sudah membuat bulu kudukku merinding."

"Sudah dulu. Bagaimana jika ia mendengarnya?"

"Tidak mungkin. Jarak kita kan cukup jauh."

"Aku dengar inderanya sangat tajam. Bisa jadi ia mendengar kita..."

"Bohong!"

"Astaga, itu sangat menakutkan."

Khirx menatap ke arah manusia hewan itu dengan sorot matanya yang tajam. Jangan berharap tatapannya akan lembut. Ia orang yang benar-benar dingin sampai rasanya mustahil untuk di cairkan. Ia melihat para manusia-hewan yang sedang membicarakannya bak berita panas di siang hari yang panas.

"Domba, Kelinci, Tikus, Tikus, dan..."

Khirx menghela nafas. "Apa yang sedang kulakukan?"

Khirx masuk ke dalam salah satu tenda besar, tenda berwarna biru laut. Pemandangan berbagai macam persenjataan langsung menyambutnya ketika ia masuk ke dalam. Dan rupanya penjual senjata-senjata itu terkejut ketika melihat Khirx. Penjualnya adalah seekor Serigala.

Kira-kira apa yang akan di lakukan Seigala itu? Membuat Khirx ketakutan? Atau malah sebaliknya? Sayangnya seekor Serigala pun diam tak berkutik ketika di hadapkan dengan seorang manusia bernama Khirx. Menakutkan memang.

"A-apa yang bisa saya bantu tuan?" Suara Serigala itu cukup bergetar. Ia sudah menahan suaranya agar terdengar alami, tapi itu semua percuma di hadapan Khirx.

"Aku mau pedang terbaik yang kau miliki."

"A-ah, soal itu..."

"Ada apa?"

"Setengah jam yang lalu. Seekor gadis rubah datang dan membelinya. Saya tidak punya senjata yang lebih baik dari senjata yang telah di belinya." Rasa gugupnya berkurang.

"Dimana ia tinggal? Apa kau tahu?"

Neca tereranjat. "Khirx, kau mau apa?"

Khirx tidak menghiraukan Neca dan memilih untuk mendapatkan jawaban dari Serigala di hadapannya.

"Gadis Rubah itu tinggal di wilayah Alpes. Orang-orang mengatakan kalau ia manusia-hewan yang cukup hebat dalam bertarung. Ia juga suka mengoleksi berbagai macam senjata terutama senjata langka dan terkutuk."

"Terkutuk, ya..."

Kata terkutuk membuat Khirx mengingat masa lalunya sedikit. Hanya sedikit. Yang ia inginkan sekarang hanyalah pedang baru yang bagus.

"Khirx, jangan bilang..." Kalimat Neca terpotong.

"Dimana kau bilang?" Tanya Khirx memastikan.

"Wilayah Alpes, pegunungan beku."

"PEGUNUNGAN BEKU KAU BILANG?!" Neca menaikkan suaranya.

"Oh, baiklah."

"Khirx..."

Khirx menoleh. Dilihatnya telinga kucing Neca yang di turunkan, ekornya bergoyang ke kanan dan kiri. Ia menatap Khirx memelas.

"Jangan pergi ya~"

"Aku pergi~"

"DASAR PENJAHAT!"

"Ah, kau punya mantel?" Tanyanya pada Serigala. Lagi-lagi ia tidak menghiraukan Neca.

"Tunggu sebentar." Serigala itu masuk ke bagian tenda yang lain dan keluar dengan membawa 2 mantel berbulu lengkap dengan sarung tangan juga sepatu boots.

"Berapa keping?" Tanya Khirx. Menanyakan harga.

"Tidak perlu tuan..." Serigala itu merendah.

"Aku tidak nyaman menerimanya begitu saja." Khirx mengambil mantel tersebut dan menyimpan 2 keping emas di meja kayu.

"Terima kasih tuan..."

Khirx meninggalkan tenda dengan Neca yang memberengut kesal. Khirx menatap langit biru yang luas.

"Alpes, pegunungan beku, ya..." Khirx melemparkan salah satu mantel pada Neca.

"Pakailah. Kau membutuhkannya juga kan?"

"Kenapa kau tidak menerimanya saja tadi? Ia memberikannya secara cuma-cuma padamu."

Khirs melirik Neca. "Memangnya kenapa? Aku yang membelinya. Kau tidak berhak protes."

"Ya, ya. Semaumu saja."

"Walaupun aku tahu ia memberikannya secara cuma-cuma juga. Aku tetap tidak akan menerimanya."

"Kalau mau protes, kau masih punya kesempatan untuk pergi. Jika tidak, berhentilah mengoceh dan bersiap-siaplah. Kita akan pergi ke Alpes."

To Be Continued


My Wattpad : @mirufikaia






Selasa, 24 Maret 2020

White Crystal


Eps : 01



"Kekuatan ini membuat semuanya tunduk."

"Bagaimana jika ada hal mengerikan terjadi?"

"Ini membuatku kecewa."

"Apa hanya satu orang yang bisa melakukannya?"

"Kuharap kau bisa memegang kutukan ini!?"


Angin yang berhembus menggoyangkan pepohonan, terdengar suara gemercik air dari air terjun yang besar. Panas matahari yang menyengat membuat si pemuda membuka matanya. Ia memandang langit biru dengan awan berarakkan.

Ia bangun dari tidurnya dan duduk bersandar pada sebatang pohon besar di belakangnya. Kembali di tutup matanya yang lelah, angin yang sejuk menggoyangkan rambut putihnya perlahan.

Ah, kau menyadarinya ya. Di usianya yang terbilang muda, rambutnya telah berwarna putih. Sebenarnya, rambut itu tidak berubah menjadi putih melainkan berwarna putih sejak lahir.

Ia mengambil sebuah anak panah di sampingnya dengan mata terpejam. Lalu di ambilnya busur dengan tangan kanannya. Ia mengarahkan ke langit lalu anak panah itu melesat dengan cepat dan tepat mengenai seekor burung yang sedang terbang di langit. Pemuda yang terlalu hebat memang. Membidik dengan matanya yang terpejam.

Burung tersebut terjatuh tepat di depan si pemuda, ia membuka matanya dan memperlihatkan matanya yang sangat indah berwarna putih keperakan. matanya bisa melihat dengan tajam, pendengarannya pun sangat tajam. Indera penciumannya? Jangan di tanyakan lagi, penciumannya juga sangat tajam. Terlalu mengerikan untuk di sebut sebagai manusia lagi.

Ia menatap burung di hadapannya dengan dingin, sorot matanya begitu tajam seolah tengah menatap seorang pengkhianat. Bangun dari duduknya dan membungkuk untuk mengambil burung itu. Di acungkannya dengan tangan memegang si anak panah.

Terdengar suara dari balik semak-semak. Inderanya yang tajam tidak mungin salah dalam menebak. Seseorang yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, sebut saja ia seorang gadis. Gadis yang tengah bersembunyi di semak-semak itu pun keluar dengan tangan kiri memegang sebilah pedang yang melebihi tinggi badannya. Gadis itu menghela nafas melihat pemuda berambut putih di hadapannya.

"Burung lagi? Ayolah Khirx, aku bosan makan burung." Kata si gadis patah semangat. Ia memang seorang gadis, tapi kuberi tahu, ia menyerupai kucing lengkap dengan telinga kucing dan ekornya. Hanya saja perawakannya persis seperti manusia. Manusia dengan wujud kucing berwarna putih. Jika ia manusia, tentu sangat cantik karena kucing ini pun juga sudah sangat cantik.

Khirx atau dengan kata lain si pemuda berambut putih melempar burung itu pada manusia kucing, ia berjalan melewatinya tanpa mempedulikan keluhan si manusia kucing.

"Setidaknya aku masih menyayangimu Neca. Jika tidak aku tidak akan memberikan burung itu padamu dan membiarkanmu mencari makanan sendirian."

"Hei! Kau mau kemana? Khirx? Kau dengar aku?!" Teriak Neca, si manusia kucing.

"Akhir-akhir ini kau jadi semakin berisik. Kita pergi ke kota, aku mau membeli pedang baru."

To Be Continued...



My Wattpad : @mirufikaia


HARUDA COMMISION INFO (Commision open) How to order : - You can contact me on my deviant art. Just message me if you want to order. Or you c...